Someday, We’ll meet again, My Love. Love. Love.

”Kau mintaku untuk bertahan.. melawan dunia.. Ku berjanji akan lakukan.. sekuat ku bisa.. sekuat tenaga..”

(Sekuat Tenaga, Jikustik)

Tidakkah pernah suatu kali kau melihat dan merasakan bahwa bulan, bintang, dan langit lebih indah dari biasanya? Malam ini, aku merasakannya. Aku senang melihat langit dari balik jendela kamarku. Menatap ke atas, ke balik awan, berusaha menyapu jutaan bintang dengan kedua mataku, dan memuji keindahan bulan dengan senyumku, berusaha menduga-duga seberapa luaskah angkasa itu, dan kemudian pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan di benakku. Dimanakah warna biru kelam itu akan berakhir? Dimanakah batas dunia ini? Dimanakah aku setelah matiku? Dimanakah alam dari jiwa-jiwa yang dilepas dari raganya? Dimanakah Engkau menjaga ruh-ruh manusia, Ya Allah? Akankah ruhku dapat berkunjung ke rumah ini, hanya untuk melihat kedua orangtuaku, seperti malaikat penjaga yang Kau utus?

Bukankah hidup ini begitu singkat, Ya Allah? Seperti lilin menyala yang suatu saat akan habis, seperti jam pasir yang dibalikkan dan suatu saat akan kosong, seperti jarum jam yang pasti akan berhenti berdetak. Tapi, jika ada kebangkitan setelah mati kami, jadi, apa sebenarnya hidup itu? Apa sebenarnya mati itu? Mengapa aku harus bersedih, Ya Allah? Bukankah Engkau pasti akan mempertemukan kami ketika tiba saatnya untuk kami semua kembali?

Ya, kami akan bertemu kembali.

Dan begitulah, langit yang berwarna biru gelap, bintang-bintang, dan bulan yang terang malam itu, terasa lebih indah. Lebih indah dari malam-malam sebelumnya. Lebih indah dari biasanya.

———————————————————————————————————————————————-

Untuk cinta saya di dunia & the other world: Parents. Siblings. Family. Best Friends. Friends. And for all people who just lost somebody…